Mengenai Saya

Foto saya
Simpang-siur... Kadang2 bikin bete. Tapi sebenarnya bisa jadi teman yang mengasikkan. Sebagaimana Virgo, aku itu perasa dan pencemas. Itu yang seringkali bikin aku panik, meski herannya di kesempatan lain aku bisa sangat easy going.....

Koin untuk PDS HB Jassin

Lagi-lagi.....
Dan mana yang lebih berarti? Ketika PNS sibuk jalan-jalan ke luar negeri dengan alasan study banding dan menghabiskan milyaran dana untuk sekali lobi?
Ketika yang duduk di gedung bundar itu malah terkantuk-kantuk dan menghargai tanda tangannya dengan deretan banyak nol di belakang angka.
Untuk menikmat sastra, untuk keluhuran budaya, kenapa tak pernah ada dana?

Seperti kata Papi-ku, Saut Poltak Tambunan di status FB-nya :
Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin - puluhan thn tmpt kami berteduh, bertukar pikir, menggagas angan, berjabat tangan. Ruangan sederhana, dari kantong yg kecil - kami bayar PAJAK, kami bayar PARKIR. Tolong kurangi kedalaman kolam ruang kalian, kurangi studi banding, kecilkan porsi makan+ snack rapat-rapat. Dokumen perjalanan sastra negeri ini ada di situ. Kami masih amat sangat memerlukan keberadaan PDS HB Jassin!

Mari kita teriakan : Buat apa Pajak yang kami bayar, kalau kami takbisa menikmati apa yang seharusnya bisakami nikmati?

Kalau Seorang Pemimpin Tak bisa Berkata-kata

Pemimpin, adalah panutan dari sebuah elemen. Bukan hanya ide-ide-nya yang cemerlang serta kecerdikannya membangun dan mengayomi. Tapi dia juga harus pandai beradaptasi dan bersilaturahmi. Bagaimana dia bisa menjadi pimpinan kalau bicara saja tidak bisa? Bagaimana dia bisa menjadi tokoh yang berwibawa kalau bicara saja dia sangat sulit?

Ada banyak pemimpin yang ternyata tak pandai bertutur secara alamiah tanpa teks. Di negeri ini mungkin hanya Soekarno, bagi aku, satu-satunya pemimpin yang sangat lihai membangun semangat persatuan dan kesatuan rakyatnya lewat orasi dan pidatonya yang seringkali dia lakukan secara alami, spontan dan tanpa bantuan sekretaris untuk menyusun naskahnya.

Bukan hanya pemimpin negara. Pemimpin, di manapun dia, adalah jiwa yang magnit. Mampu menghipnotis pengikutnya. Sekali bicara, kata-katanya didengar dan diresapi.

Film yang aku tonton ini, The Speech Kings, benar-benar menyentuh hatiku, bagaimana seorang raja (di film itu dia menjadi raja Inggris dan seperti kita tahu, tahta raja di sana adalah turun temurun) membangun simpatik rakyatnya lewat pidatonya -yang meskipun harus lewat teks yang dibuat para ajudannya.
Dia adalah raja yang gagap, yang hanya bisa bicara di depan keluarganya sendiri tapi tak pernah berhasil bicara di depan umum, pun lewat ruangan pribadi yang tertutup yang bahkan hanya orang kepercayaannya saja yang ada di depannya. Melalui corong suara, kata-katanya didengar oleh jutaan rakyatnya. Toh dia adalah seorang gagap yang harus banyak berlatih untuk menimbulkan rasa percaya dirinya dan melupakan sakit 'gagap'nya. Dia berhasil melalui itu semua berkat percaya diri yang ditularkan seorang aktor yang juga ahli terapi bicara.

Bicara, untuk didengarkan.
Bicara, untuk menyalurkan energi positif.
Bicara, untuk memberikan pengayoman.
Raja.
Bicara raja adalah mutlak.
Bicara pemimpin adalah petunjuk mata angin.


*nonton yang kedua bersama Ariel, bahkan aku tak pernah tahu bahwa saat itu adalah permulaan...*