Mengenai Saya

Foto saya
Simpang-siur... Kadang2 bikin bete. Tapi sebenarnya bisa jadi teman yang mengasikkan. Sebagaimana Virgo, aku itu perasa dan pencemas. Itu yang seringkali bikin aku panik, meski herannya di kesempatan lain aku bisa sangat easy going.....

SELALU ADA KESEMPATAN BERIKUT


Waktu itu sedang menonton sebuah acara reality show di salah satu teve. Tentang kontes nyanyi anak-anak. Saya jadi ingat masa kecil saya dulu, yang pingin banget jadi penyanyi, jadi presenter dan bintang film, atau tim kreatif TV / PH sejenis itulah!
Sayang, karena kondisi yang kurang menguntungkan itu semua tinggal cita-cita yang terpendam.. hingga kini. (yeah, tapi saya bersyukur, bisa menjadi penulis, setidaknya ada sedikit cita-cita yang nyangkut!).
Kalau ada kata-kata yang saya dengar dari salah seorang finalis, tentang kesempatan. Kata-kata itu sebenarnya sudah sangat sering saya dengar dimana-mana- bahwa; "kesempatan hanya datang sekali! Kesempatan, nggak bakal datang lagi!"
Seperti seorang guru musik menasihati anak didiknya, "Kamu harus terus berlatih, karena besok kamu akan ikut kontes. Kalau penampilanmu memukau kamu akan diundang ke gedung putih. Kapan lagi ada kesempatan seperti itu? Jangan mengecewakan, karena kesempatan nggak datang dua kali!"
Atau, "Mama sudah bilang, jaga kesehatan. Lihat kamu gagal masuk tim basket gara-gara flu. Akhirnya kesempatan itu lewat!"
Atau, "Yahh... gue nggak ketemu lagi sama Umar gebetanku. Nggak ada kesempatan deh buat menyatakan p erasaan gue. "
Sebenarnya, saya agak meragukan dan nggak setuju kalau dibilang kesempatan datang satu kali. Dan terus-terang, kata-kata atau kalimat itu nggak bakal saya lontarkan di depan anak-anak saya. Karena hanya akan membuat mereka patah semangat.
Kenapa kita tidak bilang bahwa "Selalu ada kesempatan kedua... atau kesempatan berikutnya?"
Memang, mungkin maksudnya untuk memompa semangat dan mengingatkan
bahwa kita nggak boleh buang waktu atau berleha-leha.
Sebenarnya yang mau saya utarakan di sini adalah bahwa kesempatan itu selalu ada. Bahwa ada kesempatan kedua, ketiga....
Hanya saja kita nggak tahu kapan kesempatan i tu datang.
Dulu, saya berpikir bahwa di usia saya yang sudah nggak muda lagi ini, saya nggak bakal lagi bisa b erkarir di dunia tulis menulis yang saya cintai.
Ternyata saya salah. Salah satu media yang dulu sering memuat karya saya waktu saya remaja dulu menghubungi saya lagi dan... menawarkan kepada saya untuk jadi kontributornya. Lalu berikutnya saya duduk sebagai redaktur di majalah musik anak muda. Bayangkan! Saya yang sudah terlalu tua untuk hal ini masih dipercaya mengutak-atik majalah remaja.
Untuk yang kalah berjuang, untuk yang tertinggal sesuatu, jangan patah semangat. Kalau kita yakin, akan ada kesempatan berikutnya menanti di depan sana. Berjuang dan berdoalah!